"Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku" ~ Yesaya 61:10a

Mari mengingat-ingat kapan kita bersukaria dan bersorak-sorak? Saat naik kelas, lulus ujian, dapat pekerjaan, dapat pasangan hidup, dapat anak, atau dapat cucu? Bersukaria tetapi belum tentu bersorak-sorak.

Kalau menang dalam pertandingan olah raga pemain dan penonton sering bersukaria dan bersorak-sorak karena sukacita menjadi juara. Lupa penderitaan yang dialami selama persiapan untuk mencapai kemenangan itu. Lalu hal yang luar biasa yang kita alami itu diceritakan kepada orang lain dengan sukacita yang luar biasa.

Tetapi bagaimana bersukaria di dalam Tuhan dan jiwa bersorak-sorak di dalam Allah?

Umat Yehuda bersukaria dan jiwa mereka bersorak-sorak karena mereka telah dibawa pulang oleh Tuhan dari pembuangan di Babel kembali ke Yesusalem. Mereka terbebas dari perhambaan menjadi umat merdeka hanya karena pertolongan Tuhan. Mereka sekarang dapat pergi ke Bait Suci untuk bertemu Allah Bapa. Suatu sukacita yang luar biasa indahnya.

Demikian juga dengan kita. Kita bersukacita karena Tuhan mencukupkan segala yang kita butuhkan dalam hidup ini. Tetapi sukacita kita yang terbesar ialah kita terbebas dari perhambaan dosa. Kita terbebas dari kematian kekal karena anugerah yang kita terima dari Tuhan Yesus. Itu bukan hasil usaha atau perbuatan baik kita, tetapi sepenuhnya karena pemberian Allah. Kita bersukaria dengan itu semua dan jiwa kita bersorak-sorak di dalam Allah kita.

Doa

Terimakasih Tuhan atas kasih setiamu yang luar biasa besarnya dalam hidupku. Ajar aku untuk bersukaria dan bersorak-sorak atas kasihMu itu. (RP)